Kandouw Sebut Hanya Caroll-Wenny yang Mampu Membawa Perubahan Besar Bagi Kota Tomohon

DAERAH, POLITIK14 Dilihat

manadosiana.net, TOMOHON – Calon Wakil Gubernur usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  di Pilkada Sulawesi Utara (Sulut) 2020, Steven Kandouw menekankan, pentingnya membangun kota Tomohon, dengan adanya kesadaran politik masyarakat dalam menentukan pilihan untuk pemimpin Kota Tomohon yang bisa membawa perubahan. Dirinya meyakini, hanya Pasangan Calon (Paslon) Nomor urut 2, di Pilkada Tomohon, Caroll Senduk dan Wenny Lumentut (CS-WL) yang mampu membawa perubahan besar bagi Kota Tomohon.

“Sudah sangat jelas, kalau ingin perubahan besar di kota Tomohon maka dalam Pilkada 9 Desember mendatang, pilihlah CS-WL. Tidak hanya itu, OD-SK juga untuk Pilgub Sulut, sehingga koordinasi antara pemerintah Kota dan Provinsi terjalin dengan baik,” ujar Kandouw, Jumat (16/10/2020).

Kandouw menilai, tata kepemerintahan Kota Tomohon, saat ini belum berjalan sebagaimana mestinya. Menurutnya, tidak adanya sinergitas antara Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) yang menjadi penghambat jalannya manajemen Pemerintahan.

Steven Kandouw yang sedang menjalani cuti dari Wakil Gubernur Sulut ini mengatakan, jalannya tata kepemerintahan yang baik itu harus ada sinergitas antara pemerintah Kabupaten/Kota dengan Provinsi hingga pusat.

“Baik ke atas maupun ke bawah satu visi, alias koordinasi. Tomohon selama ini tidak pernah ada koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, makanya pembangunan tidak optimal padahal APBD Tomohon tidak mampu mencover semua. Oleh karena itu karena tidak ada koordinasi, sehingga Kota Tomohon bisa dikategorikan daerah yang Good Governance,” ujar Steven Kandouw, Jumat (16/10/2020).

Mantan Ketua DPRD Sulut ini juga mengatakan, penyusunan anggaran di Pemkot Tomohon tidak transparan. Untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik, lanjutnya, harusnya Pemkot Tomohon partisipatif, semua kegiatan pembangunan dengan anggaran pemerintah harus melibatkan seluruh elemen masyarakat dan jangan pilih kasih.

“Kalau tidak partisipatif, maka pembangunan hanya dirasakan oleh segelintir orang saja,” pungkas Kandouw.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *