Klarifikasi PGE Lahendong Terkait Insiden di Sumur Bor 13.10 Cluster 13: Bukan Akibat Kebocoran Gas H2S

Warga Leilem di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), mengeluhkan bau menyengat yang disebabkan oleh aktivitas pengeboran panas bumi yang dilakukan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong, di Kelurahan Tondangow, Kota Tomohon.

Bau menyengat itu mengakibatkan banyak warga yang mengalami mual dan muntah. Bahkan, beberapa warga terpaksa harus meninggalkan rumah mereka karena takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan kepada mereka.

“Keponakan saya sampai harus diungsikan ke luar kampung karena sudah muntah-muntah akibat bau yang menyengat itu,” ujar Roni, warga Leilem.
Menurut Roni, masyarakat meminta agar pihak PGE Lahendong bisa segera melakukan perbaikan dugaan terjadinya kebocoran pada pengeboran atau menghentikan aktivitas pengeboran agar masyarakat tak menjadi korban.

“Ini menyangkut kesehatan banyak orang. Kalau orang dewasa saja merasa tak nyaman, kasihan anak kecil,” katanya.

Sementara itu, pihak PGE Lahendong melalui Junior Officer 1 CSR Area, Muhamad Didih, dalam rilis yang dikirimkan Senin (25/3) malam ini, memastikan tidak ada kebocoran yang terjadi pada aktivitas pengeboran mereka.

“23 Maret 2024, operasional pada kegiatan pemboran sumur 13.10 Cluster 13 di Kelurahan Tondangow dipastikan aman dan berjalan normal. Adapun bau yang dirasakan oleh warga sekitar telah ditangani dan bukan merupakan akibat dari kebocoran gas H2S atau sejenisnya,” ujar Didih dalam rilisnya.

Menurutnya, Pihak HSSE PGE juga memastikan bahwa operasional tetap aman melalui upaya monitoring paparan gas H2S di lokasi sumur 13.10 Cluster maupun lingkungan sekitarnya. Sehingga kegiatan operasional tetap berjalan seperti biasanya.

“Hingga hari ini 25 Maret 2024, tidak terdapat kejadian fatality atau sejenisnya yang menyebabkan timbulnya korban jiwa atau paparan gas H2S yang diberitakan atau diklaim dalam pemberitaan yang berkembang di masyarakat,” ujarnya lagi.

Didih mengaku, pada Senin (25/3) ini, pihak perusahaan PGE Area Lahendong bersama dengan warga Desa Leilem, Pemerintah Kecamatan Sonder, dan Kepolisian setempat telah melakukan pertemuan dan pembahasan terbuka mengenai kegiatan operasional yang saat ini berjalan.

Menurutnya, disampaikan jika dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan kondusif.

“Dalam menjalankan operasionalnya, PGE akan selalu menerapkan Operational Excellence dan mendahulukan aspek Health, Safety, Security & Environment (HSSE) dalam melakukan setiap pekerjaan, tidak hanya pada pekerjaan pemboran, namun juga pada kegiatan operasional sehari-hari,” ujarnya lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *