Ferley Kaparang Resmi Pimpin Pemuda Katolik Manado 

MANADO17 Dilihat
Ferley Kaparang

Manadosiana.net, Manado – Ferley Kaparang SH MH resmi terpilih menjadi Ketua Pemuda Katolik (PK) Manado lewat Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab), di Golden Lake, Sabtu (5/9/2020) kemarin.

Dikesempatan itu, Ferley Kaparang dalam sambutan mengucapkan terimakasih buat buat Pemuda Katolik Manado yang sudah mempercayakan dirinya untuk menjadi ketua.

Ferly pun mengaku akan melakukan konsolidasi dalam waktu dekat. Tentunya dalam konsolidasi tidak akan melibatkan partai politik yang bisa mencederai Pemuda Katolik.

“Ini adalah persembahan luar biasa bagi saya dan dipersembahkan bagi Pemuda Katolik semata,” kata Ferley sebagaimana rilis yang diterima Manadosiana.net.

Lanjutnya, nantinya konsolidasi akan bersamaan dengan pelatihan kader Pemuda Katolik. Sekaligus sebagai pembentukan kapasitas bersama tiap pengurus kecamatan.

Menurut dia, guna menyusunnya bakal tanpa intervensi oleh formatur setelah sudah ditentukan.
Dalam pemilihan itu, langsung pula ditentukan Sekertaris yakni Faiby Mongi dan Bendahara Anastasya Datau oleh tim formatur.

Terkait secara lengkap pengurusnya, disampaikan bahwa dalam masa dua minggu kedepan akan ditentukan formasi lengkap Pemuda Katolik Manado.

“Kemudian akan berkoordinasi buat pelantikkan bersama,” imbuhnya.

Diketahui, terpilihnya Kaparang lewat pemungutan suara dalam sidang yang diikut wakil-wakil komisariat cabang di 10 kecamatan di Manado, ditambah dari Ketua Demisioner Dede Mangoting SIp, Ketua Dewan Pembina Lucky Senduk SKed dan Ketua Komisariat PK Sulut Lexy Mantiri SS.

Sementara itu, Mantiri menuturkan sesuai tema yang diangkat dalam Muskomcab kali ini, untuk tetap menjadi kader 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.

Tak urung disampaikan pula, agar tetap mengibarkan, panji Pemuda Katolik di Kota Manado.

Menurut Mantiri, Muskomcab jangan dijadikan sebagai kompetisi semata untuk mencari pemimpin. Namun, boleh sebagai bahan evaluasi bersama untuk menentukan arah organisasi.

“Dapat diartikan secara internal dan eksternal harus melahirkan berbagai garis besar program kerja. Termasuk, koordinasi dengan gereja, Komda, pemerintah sebagai mitra,” pungkasnya.

(***/Anes Tumengkol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *