Manadosiana.net, Manado – Komisi III DPRD Kota Manado langsung meninjau laporan warga akan adanya talud penahan jalan sudah hampir ambruk di Kelurahan Batu Kota Bawah yang berbatasan dengan Kelurahan Malalayang I Timur, Jumat, (19/6/2020).
Ketua Komisi III, Jonas Makawata bersama anggota Frederik Tangkau, Jean Sumilat, dan Lucky Datau saat di lokasi menemukan pembangunan talud ternyata tidak sesuai spek.
“Informasi di lapangan PUPR sudah melakukan penambalan. Tapi kayaknya tidak sesuai spek. Karena setelah saya lihat ada talud di dalam dengan lapisan sudah lepas. Jadi saya berfikir sesuai dengan basic saya disitu, talud yang mereka pasang tidak sesuai spek sehingga belum lama sudah jatuh,” kata Lucky Datau.
Untuk itu, komisi III akan kordinasi sekaligus mengundang Dinas PUPR lewat rapat dengar pendapat (RDP) agar secepatnya ditindaklanjuti aspirasi masyarakat. Karena dikhawatirkan jalan tersebut bisa putus dan menggangu aktifitas akses tranportasi di wilayah tersebut.
“Kami akan sampaikan ini ke dinas terkait agar segera memperbaiki sesuai harapan masyarakat karena disitu banyak rumah penduduk,” ujarnya.
Selain itu, komisi III juga mendegarkan aspirasi masyarakat Kelurahan Bahu mengenai tidak adanya lampu penerangan jalan umum di wilayah mereka. Walaupun aspirasi itu sudah sering disampaikan di Musrenbang namun tidak ada tindakan untuk mengadakan lampu jalan.
“Makanya mereka menanyakan kenapa dan kenapa. Nah jadi kita yang bermitra dengan dinas perkim akan mempertanyakannya. Sebenarnya sebelum turun lapangan, tadi malam saya sudah menggecek ternyata memang gelap gulita,” katanya.
Padahal menurut keterangan warga yang didengar para wakil rakyat, ternyata jalan tersebut sudah pernah terjadi tindakan kejahatan, mulai dari pencurian dan penikaman.
“Jadi harapan kita Kadis Perkim, Deisye Lumowa segera menindaklanjuti tentang penerangan jalan umum karena mengundang kejahatan. Ini salah satu contoh Kelurahan dari 11 kecamatan yang hampir rata-rata penerangan jalan umum tidak maksimal. Jadi Manado dikatakan Kota cerdas sekaligus Kota hantu,” tegasnya.
(Anes Tumengkol)
Komentar