Lukisan ‘Satu Triliun’ Sam Sianata Mejeng di ISI Bali, Usung Isme Baru ‘Trinity Art’

HEADLINE195 Dilihat

manadosiana.net, BALI – Karya monumental seorang maestro lukis, Sam Sianata (Liem Sian An), menarik perhatian di ajang internasional Bali Global Axis of Art and Design (BGAAD).

Lukisan berjudul Go Green Taruparwa dipamerkan di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, tepatnya di gedung Bencingah Nata Citta Art Space. ​Pameran ini berlangsung cukup lama, mulai 27 Oktober hingga 17 November 2025.

​Karya Agun yang Dijuluki ‘Satu Triliun’
​Lukisan yang disebut-sebut bernilai fantastis, mencapai satu triliun rupiah, ini sengaja diposisikan di tempat tersendiri, dekat dengan kaca, agar maknanya mudah diserap oleh pengunjung.

​Sam Sianata menyebut, ini adalah kali pertama lukisan Go Green Taruparwa ia pamerkan di event internasional.
​”Lukisan Go Green Taruparwa pertama kali saya pamerkan di event Internasional,” ujar Sam Sianata dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/10/2025).

​Menurutnya, seni adalah “arsitek jiwa” yang melahirkan karya agung ini.
​Bukan Sekadar Lukisan, Tapi ‘Trinity Art’.

​Karya Go Green Taruparwa ternyata lebih dari sekadar lukisan. Ini adalah karya monumental yang menggabungkan tiga elemen seni dan satu monumen hayati, yang disebut sang maestro sebagai Trinity Art Sam Sianata.

​Monumen Hayati: Terdiri dari 7 pohon yang ditanam oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama 7 tokoh agama di Banyumili Resto, Sleman, Yogyakarta.
​Monumen Seni (Trinity Art): Meliputi Lukisan, Lagu, dan Maskot Pohon Indah.

​Sam Sianata menjelaskan bahwa seluruh semesta seni ini diciptakan untuk menyuarakan dua hal penting bagi dunia:
​Semangat menanam pohon (Go Green).

​Semangat menggelorakan persaudaraan (“kita semua bersaudara”).

​”Kami berharap dengan karya agung yang unik dengan menggabungkan tiga elemen seni menjadi satu visi dan misi dapat menginspirasi para seniman Indonesia untuk berkarya dengan tema besar agar dapat dihargai dengan nilai yang besar pula,” harapnya.

​Melalui karya gabungannya ini, Sam Sianata juga mendeklarasikan lahirnya isme baru yang dinamai Trinity Art. Ia optimis, dengan adanya aliran gabungan ini, Indonesia dapat diposisikan sebagai pelopor seni di kancah Internasional, dan bukan lagi hanya pengekor.

​Event BGAAD-ISI Bali ini dibuka secara resmi oleh Rektor ISI BALI Prof. Dr. Wayan “Koen” Adnyana S.sn,Msn. dan dihadiri oleh seniman serta perwakilan universitas dari berbagai negara, antara lain: Malaysia, Thailand, Jepang, Australia, Kazaktan, Belgia, dan Amerika Serikat.