HIPMI Minahasa Bahas Indonesia Masa Dulu Hingga Datang

MANADO19 Dilihat

 

Manado – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Minahasa menggelar diskusi di Manado tentang Indonesia Masa Dulu, Masa Kini, dan Masa Datang.

 

Adapun narasumber Ketua Umum HIPMI Minahasa, Hizkia Sembel, Tonaas Brigade Manguni Indonesia (BMI) Sulawesi Utara, Jeffry Jerry Mea, Ketua GMKI Cabang Manado Combyan Lombongbitung, Ketua PMII Kota Manado, Arya Djafar, dan Ketua BEM Fapet Unsrat Jecky Ismael.

 

Pada kesempatan itu, Hizkia Sembel mengatakan Indonesia saat ini dibandingkan dengan masa dulu mengalami perubahan dan pertumbuhan yang signifikan.

 

“Dari sudut pandang pengusaha bahwa sistem, aturan, dan formulasi yang diatur pemerintah Indonesia saat ini sangat memudahkan dan membantu kita sebagai anak muda untuk dapat berkarya serta mengembangkan bakat dan potensi yang kita miliki dalam dunia usaha,” kata Hizkia Sembel.

 

Menurutnya, jika formula pemerintah belum tepat, maka orang seperti dirinya yang merupakan anak petani, anak yatim, mantan tukang ojek, dan buruh bangunan tidak dapat kesempatan untuk berkarya untuk mengambil peluang dalam dunia usaha.

 

“Aturan pemerintah yang mengatur pengusaha wajib mengambil tenaga lokal telah sangat membantu masyarakat. Selain itu aturan Presiden melalui Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang mengatur investor untuk wajib menggandeng pengusaha lokal turut menggairahkan para pengusaha lokal,” ujarnya.

 

Berbicara masa depan Indonesia, mantan Koordinator GMKI Wilayah Sulut-Gorontalo ini menilai hal tersebut memang menjadi kekhawatiran masyarakat tentang the next leader. Tentunya terkait kemampuan berbuat seperti yang dirasakan rakyat sekarang ini atau tidak.

 

“Makanya tidak heran apabila terjadi riak-riak untuk penundaan Pemilu atau Jokowi 3 Periode. Bagi saya kita adalah negara demokratis jadi apabila rakyat berkehendak untuk Jokowi tiga periode silakan tempuh jalur konstitusional melalui amandemen UUD 1945,” tambahnya.

 

Sementara, Combyan Lombongbitung menegaskan Negara harus adil bagi seluruh masyarakat. Terlebih jangan sampai setiap isu atau penentuan sebuah kebijakan hanya melibatkan orang-orang pusat saja. Karena rakyat di daerah pun punya hak yang sama terhadap sebuah kebijakan apapun di Negara Indonesia tercinta.

 

“Jadi selama berjalan sesuai konstitusi maka harus dikawal bersama, termasuk mengawal setiap kebijakan dan program-program Presiden Jokowi hingga tahun 2024,” tambahnya.

 

Selajutnya, salah satu peserta diskusi, Refli Bolang mengatakan Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mulai dibangun pemerintah dengan target jangka pendek dan target panjang selesai.

 

Untuk itu Indonesia membutuhkan pemimpin ke depan yang mampu menjaga kontinuitas sehingga pembangunan IKN Nusantara maupun pembangunan lainnya dapat berjalan secara baik, optimal, dan efisien.

 

“Sebenarnya jika rakyat berkehendak, kepemimpinan Jokowi bisa dilanjutkan, dan pembangunan di IKN Nusantara serta pembangunan di seluruh penjuru Nusantara akan terus berlanjut,” ujarnya.

 

Turut hadir, Ketum HIPMI Mitra, Ketum HIPMI Bitung, Ketum HIPMI Boltim, Ketum HIPMI Kotamobagu, Ketum HIPMI Sitaro, Pengurus DPW BMI Sulut, aktivis kelompok Cipayung, Mahasiswa hingga akademisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *