Manadosiana.net, MANADO – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi Utara (Sulut) mengadakan kegiatan “Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Hasil Indeks Kerawanan Pemilihan (IKP) Kepala Daerah Serentak Tahun 2020 Bersama Stakeholder di Sulut” yang berlangsung di Hotel Quality Manado, Kamis, (27/2/2020).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rilis Indeks Kerawanan Pilkada 2020 Bawaslu RI yang menempatkan Sulut sebagai daerah yang paling rawan.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua Tata Kelola Pemilu Pascasarjana Unsrat, Dr. Ferry Daud Liando, yang juga merupakan pengamat kepemiluan. Liando membawa materi “Strategi Kolaborasi Cegah Kerawanan Pemilihan”.
Menurut Liando Indeks Kerawanan Pilkada ini bukanlah bentuk ancaman atau menakut-nakuti akan tetapi hanya sebuah pemetaan agar sejak dini sudah dilakukan upaya antisipasi.
“Disebut rawan berarti tidak benar-benar akan terjadi walaupun potensinya tetap ada. Sehingga variabel-variabel yang disebutkan Bawaslu harus dicegah sejak dini,” tutur Liando.
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan ini juga mengatakan, IKP bagaikan siklus cuaca dan harus ada yang dipersiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
“Ini bagaikan siklus cuaca. Jika kita sudah tahu akan ada hujan lebat pada waktu dekat maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana memperbaiki atap rumah, selokan air, menghindari pemukiman disekitar tebing dan kawasan mudah longsor, membuat talut di samping jalan, menebang pohon yang berpotensi roboh di pemukiman rumah,” ujarnya.
Adapun potensi yang akan dihadapi dalam Pilkada 2020 ini, menurut Liando adalah ketidaknetralan ASN, dan itu harus dicegah lebih awal.
“Potensi yang bisa saja terjadi pada Pilakda 2020 adalah netralitas ASN, masih maraknya politik uang, keakuratan daftar pemilih dll. Potensi ini harus bisa dicegah dari saat ini,” tegas Liando.
Kegiatan ini dihadiri oleh Partai Politik, Lembaga Swadaya Masyarakat, Media, Penegak Hukum dan Pemerintah Daerah.(Mineshia)
Komentar