Ribuan Rumah di Lima Desa di Kalbar Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Kapuas

NASIONAL99 Dilihat

manadosiana.net,  JAKARTA – Sebanyak 1.000 rumah warga di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat terendam banjir. Terdapat 5 Kecamatan terdampak kejadian ini, dengan rincian Desa Kuala Rosan yang terletak di Kecamatan Meliau, Desa Melungai, Desa Pedalaman, Desa Kawat, Desa Pulau Tayan Utara di Kecamatan Tayan Hilir, Desa Balai Sebut di Kecamatan Jangkang.

Kemudian Desa Inggis, Desa Kedukul, Desa Semuntai di Kecamatan Mukok, dan Desa Penyeladi Hilir, Desa Semerangkai, Kelurahan Tanjung Sekayam, Kelurahan Beringin, Kelurahan Tanjung Kapuas di Kecamatan Kapuas.

Kejadian ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya sungai kapuas yang terjadi pada Senin (25/10) pukul 05.00 WIB. Berdasarkan laporan yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (30/10) pukul 12.50 WIB, banjir ini juga mengakibatkan 1.166 KK / 4.112 jiwa terdampak dengan ketinggian air berkisar antara 10 – 50 sentimeter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Senggau segera melakukan pendataan lanjutan serta melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat secara intensif. Saat ini BPBD Senggau bersama tim gabungan tengah mendirikan posko pengungsian di beberapa titik, namun warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing. Distribusi logistik juga terus dilakukan bagi warga terdampak guna memenuhi kebutuhan dasar.

Melihat prakiraan cuaca BMKG hingga tiga hari kedepan (01/11) wilayah Kabupaten Senggau berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir. Sementara itu, analisis InaRISK menyebutkan bahwa Kabupaten Senggau merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.

Dalam menghadapi potensi La Nina yang dapat terjadi pada periode Oktober 2021 sampai dengan Februari 2022, BNPB menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan. Salahsatunya dengan mengecek ketinggian air di sekitar tempat tinggal apabila terjadi hujan dengan durasi yang cukup lama. Selain itu masyarakat dapat memantau informasi cuaca dan potensi risiko sekitar dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan seperti BMKG dan InaRISK.