Winsulangi Sanlindeho Ingatkan Pemerintah Perhatikan Pendidikan di Daerah Kepulauan

POLITIK11 Dilihat

Manadosiana.net, MANADO – Anggota DPRD Sulut, Winsulangi Salindeho mengungkapkan, ditengah pandemi COVID-19, program ‘Merdeka Belajar’ yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan program ampuh dalam menyelesaikan persoalan pendidikan. Dimana pembelajaran mengedepankan sistem digitalisasi mempermudah peserta didik untuk belajar.

Namun, kata Legislator dari Partai Golkar ini menyampaikan, adanya program tersebut harus dibarengi dengan spirit dan harus direalisasi paling terutama di wilayah kepulauan. Karena menurutnya, masalah yang ada saat ini di sekolah-sekolah di daerah kepulauan adalah fasilitas yang belum memadai.

Untuk itu, dirinya dengan tegas mengingatkan tentang betapa pentingnya penyediaan fasilitas menunjang pendidikan di Nusa Utara, apalagi katanya, saat ini ditengah pandemi COVID-19.

“Terkait Merdeka Belajar di daerah kepulauan, sekarang era pandemi. Semua belajar mengajar dibuat digitalisasi, yang kini banyak sekali hambatan bagi anak-anak di kepulauan,” ujar Salindeho, Jumat (7/5), di ruang kerjanya.

Selain itu juga, katanyua, yang jadi persoalan selama ini adalah sangat susah listrik dan tidak ada signal. Selanjutnya adalah jarak antara daerah satu ke daerah yang lain sangatlah jauh. Ini dinilai sangat menyulitkan para siswa.

“Pemerintah berikan himbauan lewat dana BOS (bantuan operasional sekolah) berikan pulsa bagi siswa. Tapi buat apa kase pulsa kalau nda ada signal,” katanya.

Dengan demikian menurutnya, perwujudan Merdeka Belajar ini, khususnya daerah kepulauan perlu dikeroyok bersama. Semua stakeholder harus terlibat mengupayakan ketersediaan fasilitas bagi kelancaran pendidikan.

“Jadi Merdeka Belajar ini harus dikeroyok bersama. Jangan hanya dimonopoli kemendikbud. Harus libatkan juga seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara), Telkomsel dan lainnya,” katanya.

Selanjutnya bagi dia, program Merdeka Belajar ini berarti Kemendikbud memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak ini untuk memilih sesuai dengan kemampuannya.

“Jadi memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memilih dia belajar apa, tidak lagi tergantung kepada angka. Angkanya di matematika cuma dapat 6, tapi pelajaran yang lain mungkin bagus. Jadi ditentukan oleh bakat dari anak. Tapi kadang tidak matching dengan kemauan orang tua. Orang tua sering memaksakan apa yang mereka inginkan ke anak,” kuncinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *