manadosiana.net, MANADO – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) James Arthur Kojongian (JAK) soroti kinerja Balai Sungai terkait pekerjaan dua mega proyek di Bumi Nyiur Melambai yaitu Bendungan Kuwil di Kabupaten Minahasa Utara dan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), yang belum juga rampung.
Koodinator Komisi III ini menegaskan akan lakukan pemanggilan terhadap beberapa instansi terkait khususnya Balai Sungai.
“Akan dibahas dengan Komisi III penjadwalan untuk Rapat Dengar Pendapat terkait dua bendungan ini,” Kata JAK, Senin (24/10) diruang kerjanya.
Dikatakannya, progres penyelesaian proyek yang menghabiskan anggaran triliunan itu, sudah melewati waktu yang ditentukan.
“Dari kementrian PUPR menargetkan pertengahan tahun 2022 ini kedua bendungan tersebut sudah bisa difungsikan, tapi kelihatannya meleset,” katanya.
JAK menegaskan bahwa kedua bendungan sudah urgent untuk difungsikan. Apalagi dia bilang, khusus untuk Bendungan Kuwil utamanya adalah untuk pengendalian banjir di Ibukota Sulut yaitu Kota Manado.
“Bendungan Kuwil Kawangkoan utamanya bertujuan untuk pengendalian banjir Kota Manado dan sekitarnya agar tidak mengalami banjir bandang seperti pada tahun 2014 silam,” terangnya.
Sorotan terkait hal tersebut datang juga dari Ketua Komisi III Berty Kapojos. Dijelaskannya berdasarkan laporan Balai Sungai penyelesaiannya ditahun 2022. Namun hingga mendekati penghujung tahun 2022 belum juga rampung.
“Padahal Mega proyek multi years ini sudah menelan anggaran besar, namun target penyelesaian terus saja bersorong tiap tahunnya,” jelas Berty Kapojos saat ditemui diruang kerjanya.
Kata Berty Kapojos, dalam waktu akan melakukan pemanggilan terhadap Balai Sungai. DPRD akan tagih janji Balai Sungai terkait kedua Bendungan itu.
“Komisi III akan memanggil Balai Sungai, Namun setelah selesai tahapan pembahasan RAPBD Tahun Anggaran 2022. Memang dijanjikan Balai Sungai selesai Agustus tahun 2022 tuntas, tapi melihat keadaan lapangan masih ragu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, bendungan Kuwil Kawangkoan memiliki kapasitas tampung 23,4 juta m3 dan luas genangan 139 hektare. Bendungan ini dibangun sejak 2016 dengan total biaya konstruksi Rp 1,9 triliun, yang terbagi menjadi tiga paket pekerjaan konstruksi.
Untuk paket pertama, pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – DMT (KSO), paket dua dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) Tbk, dan paket ketiga dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – PT. Nindya Karya (KSO).
Bendungan ini berada diatas Kota Manado sehingga sangat efektif untuk pengendalian banjir. Jadi dalam satu Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano ada dua tampungan air, pertama adalah tampungan air alami Danau Tondano dan kedua, Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Sementara itu, Bendungan Lolak memiliki luas area genangan 97,5 hektar, yang direncanakan saat beroperasi akan memasok air irigasi seluas 2.214 hektar, mendukung penyediaan air baku 500 liter/detik, pariwisata, konservasi air dan memiliki potensi tenaga listrik 2,43 megawatt.
Kontrak pembangunan Bendungan Lolak dibagi menjadi dua paket yakni paket pertama senilai Rp830 miliar dengan kontraktor PT. Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk. Selanjutnya untuk Paket II senilai Rp821 miliar dikerjakan kontraktor PT. PP (Persero) Tbk – PT. Asfhri Putralora (Kerjasama Operasi/KSO). (*)
Komentar