Manadosiana.net, Bolmong – Masyarakat Desa Tonom dan Desa Mogoyunggung, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Induk pada 25 Desember 2020 lalu sempat terjadi selisih paham sehingga terjadi tawuran antar kampung (Tarkam). Kedua Desa yang berbatasan tersebut kini sepakat mendeklarasikan damai, Selasa, (29/12/2020) malam. Sebelum deklarasi, kesepakatan damai telah dibicarakan oleh perangkat desa, Senin (28/12/2020) kemarin.
Deklarasi damai digelar di Desa Mogoyunggung tepatnya dekat dengan perbatasan Tonom. Kesepakatan damai yang dideklarasikan turut dihadiri seluruh aparat, baik dari Desa maupun TNI-POLRI, dan masyarakat dari kedua belah pihak. Sementara itu, masing-masing setiap perwakilan Desa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan supaya deklarasi tersebut dapat selesai dengan baik.
Rudy Rantung mewakili masyarakat Desa Mogoyunggung mengatakan kepada semua yang hadir agar saling melupakan tentang insiden buruk tersebut. Karena semua sudah selesai. “Tentunya apa yang dilakukan sekarang demi kedamaian kita bersama,” katanya.
Pun Steven Wereh selaku warga Desa Tonom juga menyayangkan pertikaian yang terjadi. Menurutnya, permasalahan memang telah terjadi, namun tinggal bagaimana menyelesaikannya. Untuk itu, Steven mengapresiasi semua aparat yang sudah membuat kesepakatan damai. Tapi dia menilai kesempatan damai harus ada wujud nyata seperti dibuat pos di perbatasan antar Tonom dan Mogoyunggung.
“Coba kita buat pos. Contoh seperti diperbatasan Tonom dengan Ibolian. Saya berharap ditanggapi positif. Di samping perangkat desa, senior-senior juga dari kedua desa harus ada dalam membuat pos,” ujarnya.
Kelapa Lingkungan V Desa Tonom, Joy Wales berharap lewat deklarasi benar-benar ada kedamaian. Karena sebagai perangkat desa, dia mengaku tidak merayakan Natal seutuhnya akibat harus mengamankan kekacauan yang terjadi.
Sekretaris Kecamatan Dumoga Barat, Melkisedek Wales yang juga warga desa Tonom mengaku bersyukur di hari ini bisa dilakukan pertemuan dalam hal membahas deklarasi perdamaian. Menurutnya, menangani persoalan tarkam, perangkat Desa dan Sangadi mesti ada hubungan komunikasi. Hal itu dimaksudkan supaya ketika terjadi pertikaian atau gesekan, perangkat desa langsung saling berkomunikasi dan turun langsung untuk menyelesaikan persoalan antar remaja.
Sangadi Mogoyunggung Induk, Fery Kawung, Sangadi Mogoyunggung II, Julius Tumbelaka, dan Sangadi Tonom, Jein Wales dalam deklarasi damai sepakat untuk membuat pos di perbatasan dengan gotong royong.
Selain itu mereka juga meminta kepada semua pihak, kalau ada anak-anak buat keributan agar jangan disembunyikan namun dilaporkan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti sehingga terselesaikan dengan baik. Untuk itu mereka pun berharap tahun baru 2021 masyarakat Mogoyunggung dan Tonom bisa merayakan dengan damai serta saling pesiar.
Terakhir, Kapolsek Dumoga Timur, Romel Pontoh, memberikan penghargaan bagi pemerintah dan tokoh-tokoh desa Tonom dan Mogoyunggung yang sudah bersepakat damai. Sekaligus mengucapkan terimakasih karena sudah membantu polisi lewat makan minum saat menjaga keamanan di perbatasan selama ini.
“Soal pos yang akan difasilitasi kedua desa bisa langsung dibuat mulai besok. TNI POLRI siap membantu. Kerawanan yang terjadi disini kebanyakan karena hari raya keagamaan. Polsek juga akan rutin melakukan patroli. Untuk kenakalan remaja, aparat desa mesti cepat bertindak karena mereka yang lebih tahu. Memang penyebab semua ini karena kenakalan remaja. Terus titik rawan disini perkuburan dan leput (tempat pertemuan anak-anak remaja). Dan aparat desa juga harus cepat menyampaikan kepada kami jika terjadi masalah. Mudah-mudahan peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” ujarnya.
(Anes Tumengkol)
Komentar