GMNI Pertanyakan Kinerja Polisi dalam Penanganan Kasus Siswa di Minahasa

HEADLINE101 Dilihat

manadosiana.net, MINAHASA – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) pertanyakan kinerja Kepolisian Sektor (Polsek) Tondano, yang menangani kasus siswa yang diduga menganiaya MS, seorang wanita paruh baya, dan JM, seorang pelajar di dalam angkutan kota (angkot) di Terminal Tondano, Kabupaten Minahasa, Senin (1/4).

Demikian dikatakan Ketua GMNI Sulawesi Utara (Sulut), Juan Ratu. Soalnya dia bilang, hasil visum korban MS, yang dilakukan sejak Selasa (2/11), sampai saat ini belum juga keluar hasilnya. Dirinya pun menyesalkan dan berharap, jangan sampai ada oknum-oknum dengan sengaja membuat proses penanaganan ini jadi lambat.

“Jangan karena ada persoalan latarbelakang ayah anak ini seorang polisi, jadi persoalan yang menambah tensi perhatian masyarakat menimbulkan tanda tanya atau mencurigai kinerja penanganan kasus tersebut,” katanya.

Kolase foto anak polisi beserta temannya, menantang Kapolsek Toulimambot untuk berduel di Terminal Tondano, Kabupaten Minahasa. Kejadian itu setelah anak polisi itu melakukan dugaan penganiayaan kepada dua orang yakni MS, seorang wanita paruh baya, dan JM, seorang pelajar di dalam angkutan kota (angkot).

Dirinya minta pihak-pihak terkait harusnya bekerja secara professional, katanya, jangan sampai kasus ini berlarut-larut, karena dia bilang, menurut penyampaian pihak polisi, korban mengalami luka.

“Harusnya professional, jangan sampai berlarut-larut, karena ini kan bersifat luka, jangan sampai MS ini diminta untuk lakukan visum ulang tapi lukanya sudah sembuh, proses ini juga memberi atensi publik, banyak yang akan memberi tanda Tanya, harusnya pihak penegak hukum dalam hal ini polisi harus memberikan jawaban yang lugas ke masyarakat hasil dari visum itu,”kata Ratu.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulawesi Utara, Juan Ratu, berharap Polisi profesional dalam menangani persoalan ini. Dia bilang, jangan ada permainan dalam penanganan kasus ini, hanya karena orang tua siswa itu adalah seorang Polisi.

“Polisi kan sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, harusnya jadi contoh kepada masyarakat, bahwa untuk menangani perkara seperti ini, publik juga ikut mengawal, bukan cuma mereka yang berproses dan berperkara yang mengawal, tapi publik juga mengawal,” ujar Juan.

Terpisah, Kapolsek Tondano, Iptu James Rama SH, ketika ditanya terkait perkembangan penanaganan kasus tersebut mengatakan, masih sementara berproses. Kata dia saat ini pihaknya masih menunggu hasil visum keluar.
“Kasus masih berproses. Visum belum diambil. Mudah-mudahan hari senin (8/11) sudah keluar,” kata Rama, Sabtu (6/11).

Komentar