Militer Thailand Tewas Dihantam Roket Kamboja, Bangkok Jawab dengan Serangan Udara Skala Besar

NEWS28 Dilihat

manadosiana.net, THAILAND – Perbatasan Thailand-Kamboja kembali memanas. Juru bicara militer Thailand Mayor Jenderal Winthai Suvaree mengatakan pasukannya meluncurkan serangan udara di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja, Senin (8/12), dikutip dari Reuters.

Militer Thailand melaporkan mereka meluncurkan serangan itu lantaran Kamboja menyerang lebih dulu. Serangan Kamboja, kata Thailand, dilakukan di provinsi Ubon Ratchathani.
Setidaknya satu prajurit Thailand tewas dan empat prajurit terluka dalam serangan itu.
“Pihak Thailand kini mulai menggunakan pesawat untuk meluncurkan serangan terhadap target militer di sejumlah wilayah,” katanya.
Militer Thailand mengatakan Kamboja menembakkan roket BM-21 ke wilayah sipil Thailand. Tidak ada laporan korban tewas dalam serangan itu.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Kamboja dalam keterangannya menyatakan bahwa militer Thailand meluncurkan serangan fajar terhadap pasukannya di dua wilayah, usai aksi provokatif selama berhari-hari. Pasukan Kamboja disebut tidak membalas.

Thailand Sebut Serangan ke Kamboja Sesuai Hukum Internasional
The Nation melaporkan, militer Thailand melakukan serangan balik sesuai dengan aturan internasional dan baku tembak masih berlangsung di sana.

Pasukan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) menyatakan serangan yang pihaknya lakukan hanya menargetkan instalasi militer di wilayah Kamboja. RTAF mengatakan semua misi direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan protokol keamanan dan hukum internasional, dengan prioritas tertinggi diberikan pada pencegahan bagi warga sipil.
Juru bicara RTAF, Marsekal Udara Jackkrit Thammavichai, mengatakan operasi ini dilakukan bersama Satuan Tugas Suranaree sebagai balasan atas tindakan militer Kamboja yang mengancam keamanan nasional Thailand, keselamatan warga di wilayah perbatasan, dan pasukan Thailand yang beroperasi di wilayah itu.
“Kamboja telah memobilisasi persenjataan berat, menempatkan kembali unit-unit tempur, dan mempersiapkan elemen pendukung tembakan — aktivitas yang dapat meningkatkan operasi militer dan menimbulkan ancaman bagi wilayah perbatasan Thailand. Perkembangan ini mendorong penggunaan kekuatan udara dan mengurangi kemampuan militer Kamboja ke tingkat minimum yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan nasional dan melindugi warga sipil,” kata Jackkrit dalam pernyataannya.

Ia menyatakan seluruh misi yang dilakukan RTAF dilakukan dengan hati-hati, hanya menargetkan infrastruktur militer, gudang senjata, pusat komando, dan rute logistik yang dinilai sebagai ancaman langsung.
RTAF melanjutkan bahwa akan terus beroperasi secara bertanggung jawab dan akan menanggapi ancaman terhadap kedaulatan Thailand dan keselamatan rakyatnya, dengan tujuan utama menjaga stabilitas regional dan mencegah eskalasi lebih lanjut.r

Komentar