manadosiana.net, TOMOHON – Selvie Pondaag (58), Warga Kelurahan Matani Satu, Lingkungan II, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Ibu dari Agitha Sidonia Magdalena Wayong menuntut kepada pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Bethesda harus bertanggungjawab, karena diduga telah melakukan Malpraktik. yang mengakibatkan putri satu-satunya itu meninggal dunia. Menurutnya, Agitha meninggal dunia akibat infeksi berat karena luka bekas operasi saat dalam penanganan di RSU Bethesda Tomohon.
Selvie mengatakan, sebelum meninggal, Githa sapaan akrab Agitha, dirawat dan ditangani oleh pihak RSU Bethesda selama kurang lebih satu bulan yakni 30 Juli hingga 4 September 2021. Selama dirawat, Githa ditangani oleh dokter Ahli Kandungan dan Bedah. Dia bilang, saat dirawat dokter menjelaskan bahwa anaknya menderita sakit di bagian organ Usus. Namun, beberapa hari kemudian, berkembang bahwa Githa mengalami sakit lain, yang tak kunjung sembuh.
“Agitha meninggal dunia umur 27 tahun. Dia sakit, masuk RSU Bethesda dengan catatan dia sakit di usus, tapi ternyata berkembang lain. Satu bulan dia ditangani dan dirawat di sana (RSU Bethesda). Sudah satu bulan disana, dia ternyata tidak sembuh.
Kurang lebih sebulan setelah dirawat, menurut Selvie, Githa sudah melakukan tindakan operasi sebanyak tiga kali di bagian perut. Sebulan setelah dirawat, Githa akhirnya diperbolehkan rawat inap di rumah. Namun hanya dalam waktu sekitar satu minggu lebih, Githa mengalami muntah dan kejang-kejang.
Sehingga, pihak Keluarga kembali membawa Githa ke RSU Bethesda. Saat dibawa di Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Bethesda Tomohon, dokter menyampaikan bahwa Githa hanya sakit masuk angin.
“Belum lama keluar rumah sakit, anak saya Githa, muntah-muntah belum juga hilang. Sekitar seminggu pasca keluar dari rumah sakit, anak saya itu tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Kami langsung bawa lagi ke RSU Bethesda. Tiba di UGD RSU Bethesda, dokter bilang hanya masuk angin. Dokter juga bilang itu cuma sakit maag. Dokter juga bilang, dua jam sudah boleh pulang,” katanya.
Namun, kata dokter itu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh dokter penanggung jawab UGD. dokter penanggung jawab di UGD itu bilang, Githa karena Githa telah mengalami infeksi berat.
“Bawalah anak saya rujuk ke RS Siloam Manado. Sampai di RS Siloam Manado. Sampai diRS Siloam sudah terlambat, pihak dokter bilang ini sudah infeksi berat. Pihak dokter sudah angkat tangan,” katanya.
Dikatakannya, Githa sempat dirawat di RS Siloam Manado kurang lebih lima jam, kemudian dirujuk kke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof DR RD Kandou Malalayang, Manado. Tiba di RSUP Kandou, Githa langsung ditangani oleh dokter ahli Kandungan. Dari hasil pemeriksaan dokter tersebut, ternyata anaknya sudah mengalami infeksi berat dan sudah merusak beberapa organ tubuh.
“Saat Githa kami rujuk ke RSUP Kandou Malalayang. Githa langsung ditangani oleh dokter ahli kandungan, namanya Susan. Saat dokter melihat kondisi anak saya, dia bilang sudah infeksi berat. Bentuk Usunya sudah tak beraturan, kotoran sudah menyebar di dalam perut, sehingga kaya dokter infeksi itu merusak jaringan organ tubuh anak saya. Setelah melakukan operasi, dokter Susan menunjukkan kista yang sudah hancur, yang diangkat dari perut anak saya,” katanya.
Dirinya pun kaget dan pasrah saat mendengar dokter bilang, kemungkinan bertahan hidup Githa sudah sangat kecil. Namun begitu Selvie tak menyerah, dia percaya bahwa mujizat itu ada untuk menolong Githa. Dokter pun menjelaskan ke pihak Keluarga bahwa penyebab terjadinya infeksi dikarenakan bekas operasi. Namun Tuhan berkehendak lain, Minggu (5/10), sekitar pukul 17:00 WITA, Githa menghembuskan nafas terakhir di RSUP Prof Kandou. Githa meninggalkan empat orang anak yakni, Aippel (7), Angeni (6), Alexandria (3) dan Alexandria (3).
“Jadi karena pihak malalayang mengatakan infeksi itu terjadi karena dari bekas operasi, makanya kami tuntut ke RS Bethesda, karna yang menangani sampai melakukan operasi ke anak kami itu adalah RS Bethesda,” kata Selvie sambil meneteskan air mata.
Sementara pihak RSU Bethesda belum bisa memberikan keterangan resmi terkait persoalan tersebut. Sudah ada upaya dari media ini untuk menghubungi pihak RSU Bethesda melalui Direktur Utama melalui Whatsapp dinomor telepon 08529844XXXX, namun belum ada respon.