Ini Pernyataan BPMP Sulut Soal Kasus Perundungan Don Bosco 

HEADLINE15 Dilihat

manadosiana.net, MANADO – Kasus perundungan yang menimpa salah satu siswa di SMP Don Bosco Manado beberapa waktu lalu mendapat sorotan serius dari Balai Penjaminan Mutu dan Pendidikan (BPMP) Sulawesi Utara.

Kepala BPMP Sulut, Febry H.J Dien, angkat bicara dan menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden kekerasan tersebut.

​Febry Dien secara tegas meminta semua pihak, khususnya sekolah, untuk mengaktifkan kembali fungsi Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Sekolah (TPPKS) yang wajib dibentuk berdasarkan Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023.


​Dikatakannya, setiap satuan pendidikan, termasuk SMP Don Bosco, memiliki TPPKS. Tim ini melibatkan unsur pendidik, komite sekolah/perwakilan orang tua, dan tenaga kependidikan, dengan tugas utama mencegah dan menangani kasus kekerasan.

​”Saya berharap agar sebelum dikeluarkan pernyataan secara resmi, pihak sekolah melalui TPPKS mencari fakta yang sebenarnya mengenai kejadian ini dari semua pihak yang terkait,” ujar Febry.

​Ia juga mewanti-wanti agar penanganan kasus tidak hanya berhenti pada argumen antarpihak. “Dalam penanganan kejadian diupayakan keputusan solutif yang edukatif dan menyelesaikan masalah,” tegasnya.

​Menurut Febry, insiden perundungan ini merupakan “alarm keras” yang menandakan upaya pencegahan di sekolah belum berjalan optimal. BPMP lantas mendesak Dinas Pendidikan setempat untuk segera mengambil tindakan.

​”Kami juga mendesak Dinas Pendidikan setempat untuk segera mengevaluasi keberadaan dan efektivitas TPPKS di setiap sekolah,” jelasnya.

​Febry menekankan bahwa TPPKS harus berfungsi aktif, responsif, dan independen. Keberadaannya, menurut BPMP, bukan sekadar formalitas, melainkan garda terdepan penanganan kasus.

​BPMP Sulut juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pencegahan. Febry Dien meminta adanya sinergi yang kuat antara sekolah dan orang tua.

​”Disini saya tekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua serta mengajak orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan segera melaporkannya jika ditemukan indikasi perundungan, baik sebagai pelaku maupun korban,” paparnya.

​Lebih lanjut, BPMP mendorong semua SMP di Sulut untuk, ​mengaktifkan kembali program-program preventif, seperti konseling dan pelatihan empati.
meningkatkan pengawasan di area-area rentan, seperti toilet, kantin, dan sudut sepi sekolah.

​Menutup pernyataannya, Kepala BPMP Sulut tersebut menegaskan komitmen lembaganya untuk membantu sekolah menciptakan lingkungan aman dan nyaman.

​”Perundungan adalah masalah bersama. Kami siap memberikan pendampingan teknis kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas sistem penjaminan mutu yang meliputi aspek keamanan dan kenyamanan belajar,” pungkas Dien, sembari berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Komentar