Manado – Persoalan pelecehan terhadap para siswi di SMA N 1 Motoling mendapatkan perhatian dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara (Sulut) dan Gerakan Perempuan Sulut (GPS) dengan turun langsung di Sekolah guna melakukan advokasi.
Kedatangan mereka pun disambut baik Kepala SMA N 1 Motoling dan para siswi yang menjadi korban.
Ketua GAMKI Sulut, Yowanda Yonggara bersama Kordinator GPS, Ruth Ketsia Wangkai mengatakan, walau 17 siswi sudah melaporkan kasus ini di Sekolah dan 2 diantaranya di Polsek dan Polres Minahasa Selatan (Minsel) hal ini bukan berarti tidak ada pengawalan untuk para korban.
“Kedatangan kami di Motoling guna memberikan advokasi kepada para korban dan memberikan penguatan pemulihan dari trauma yang korban rasakan dan saksi, ” Kata Wanda sapaan akrabnya, Selasa (19/10/2021).
Lanjutnya, adapun alasan para siswa awalnya takut melaporkan karena jangan sampai mereka nilai tidak lulus, apalagi oknum guru merupakan satu-satunya pengajar kimia. Selain itu, terduga tersangka ternyata sering membantu para siswa untuk kuliah lewat beasiswa.
“Hal ini membuktikan bagaimana relasi kuasa yang timpang antara Guru dan murid sehingga secara kuat mempengarui psikologi dari korban pelecehan seksual. Bagaimana korban tidak berani melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya karena berada di posisi yg tidak setara dengan pelakunya, ” Tegas Wanda.
Wanda pun mengingatkan kepada semua anak-anak maupun perempuan yang mengalami pelecehan maupun kekerasan agar jangan pernah takut bersuara.
“Jangan normalisasi pelecehan yang kalian alami, kalau memang merasa kurang nyaman atas perlakuan yang diterima. Jangan tunda-tunda untuk sampaikan keberatan. Kalau perlu pendampingan jangan ragu untuk reach out ke orang sekitar yg kalian percayai, ” Ujarnya.
Komentar