manadosiana.net, Wakil ketua Komisi II DPRD Sulut Inggried Jnn Sondakh mengatakan terkait Virus African Swine Fever (ASF) mulai meresahkan peternak babi di Provinsi Sulawesi Utara, perlu adanya penanganan konkrit
Hal ini ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat Komisi II bersama, Sekretaris Daerah Sulut, Steve Kepel, asosiasi peternak Sulut, Polda Sulut, Dinas Pertanian dan Peternakan, Pol PP, Karantina dan dihadiri juga Bupati Bolaang Mongondow Utara, Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan, Senin (5/6/23) di ruang rapat Serba Guna.
Dikatakannya ini urgen sudah ada banyak keluhan ternak babi dari luar masuk Sulut,
” Ini kita harus mengantisipasinya, walaupun hal ini terjadi karena lebih kelemahan manusia, hanya saja bersyukur pernyataan distanak Sulut masih negatif ASF,”terang politisi cantik Partai Golkar Dapil Minahasa- Tomohin ini.
Ia pun memberikan usulan atau solusi untuk pencegahan penyebaran virus ASF masuk Sulut.
“Pertama lakukan penerapan Bio Security, dengan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rutin terhadap ternak babi yang ada, terlebih yang akan masuk Sulut,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan langkah kedua yaitu dengab perketat dan pengendalaian masuknya ternak dan daging babi dari luar Sulut yang masuk lewat perbatasan darat.
“Untuk memperketat ini, tentu konsekuensinya adalah ketersediaan anggaran. Untuk penganggarannya dapat ditata lewat APBD Perubahan nanti, agar dilindungi hukum sehingga tidak terjadi penyalahgunaan anggaran,” jelasnya.
Langkah ketiga menurut legislatir daerah pemilihan Minahasa Tomohon ini adalah sosialisasi agar warga lebih ‘beware’.
“Cara penyebarannya, setahu saya sangat mudah, tidak harus lewat kontak ternak. Untuk pemusnahannya,dari informasi yang ada, ASF ini mempunyai kekebalan untuk dimusnahkan,”tegas anak mantan gubernur Sulut ini.
Menurutnya, Ini ancaman serius dari fakta dan data yang ada, meskipun sampai sejauh ini memang tidak ada dampak kepada manusia.
“Mewakili masyarakat awam, kami perlu informasi jelas soal ASF ini dan langkah konkrit Pemerintah agar hilangkan kekhawatiran masyarakat pada umumnya. Mengingat ini berdampak besar bagi peternak, petani yang menjadi pakan babi dan warga konsumen,” pungkas Inggried