Manadosiana.net, MANADO – Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Felly Estelita Runtuwene turut mendampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat melaksanakan kunjungan Kerja (Kunker) di Sulawesi Utara. Dalam kunjungan tersebut, Felly Runtuwene bersama Menkes Budi Sadikin meninjau langsung pelaksanaan Vaksinisasi di beberapa wilayah di Kota Manado, Jumat (5/3/2021).
Diceritakan Felly, sebelum ingin melakukan kunker di Sulut untuk menyaksikan bagaimana proses pemberian vaksin kepada para Lanjut Usia (Lansia) di Sulut. Dirinya berpikir bahwa lebih baik mengundang Menkes untuk bersama melakukan kunker agar supaya menyaksikan secara langsung pemberian vaksin kepada Lansia di Sulut. Menurut Felly, dibutuhkan waktu selama satu minggu untuk membujuk Menkes agar bisa bersama ke Sulut.
“Tadinya saya berpikir saya hanya sendiri. Serta saya pikir-pikir lagi, pak Menteri juga kan baru dan belum pernah ke Sulut, setelah sudah jadi menteri. Mungkin sebelum jadi menteri sudah sering ke Sulut. Jadi saya telepon pak menteri, saya sampaikan pak menteri dampingi saya sekaligus melihat situasi di sulut pada saat memberi vaksin di tahap kedua yang diperuntukan untuk Lansia, Pedagang dan para wartawan tentunya,” katanya saat jumpa pers di Auditorium Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Jumat (5/3).
Felly menjelaskan, Kunker Komisi IX kali ini sesuai dengan fungsi dari DPR, anggaran, legislasi dan pengawasan. Dari fungsi kami sebagai lembaga pengawasan. Dikatakan Felly, sebelum melakukan kunker, Komisi IX telah berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou, Manado. Saat koordinasi tersebut, Felly bilang dirinya sempat menanyakan ad berapa banyak tenaga Vaksinator yang disipakan untuk pelaksanaan vaksinisasi tersebut. Disampaikan ada 600 tenaga Vaksinator. Namun dari total 600 tenaga Vaksinator, hanya diikutkan sebanyak 40 Vaksinator pada kegiatan vaksinisasi kepada para Lansia di Auditorium Unsrat ini.
Felly bilang, sebelumnya Komisi IX bersama dengan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo telah melihat langsung bagaimana simulasi dan proses sebelum vaksin tersebut di salurkan ke berbagai daerah di Indonesia.
Dia pun menjelaskan mekanisme-mekanisme saat sebelum dilakukan di tempat pelaksanaan penyuntikan vaksin COVID-19. Dia juga bilang sangat senang saat melihat antusias para Lansia yang ingin vaksinasi.
“Jadi, boleh terbantahkan opsi yang bicara takut untuk di vaksin. yang awalnya 18 sampai 59 tahun. Tapi pas saya lihat, ada yang berani dan hasilnya bagus sekali, semua pengen di vaksin,”
Kami mengikuti bagaimana yang namanya simulasi. Simulasi dari meja ke meja ada sekian meja. Yang saya saksikan hari ini agak sedikit berbeda, karena waktu simulasi bagaimana dari masyarakat itu datang ke meja satu ada screening awal dan selanjutnya. Tapi yang hari ini dilaksanakan, sebagian besar sudah melalui screening awal. Jadi harusnya tingal meja kedua dan tiga.
Felly mengingatkan kepada seluruh masyarakat yang sudah di vaksin agar vaksin ini bukan karena setelah di vaksin kita seenaknya begitu untuk tidak lagi menerapkan protokol kesehatan. menurutnya itu adalah kesalahan besar.
“ kita harus mengingatkan kepada masyarakat pentingnya protokol kesehatan. teman-teman media juga harus mengingatkan kepada masyarakat bahwa bagaimana pentingnya 3M plus 2M,” katanya.
Felly juga imbau kepada media untuk terus menyampaikan pemberitaan kepada Masyarakat hal-hal yang positif bukan negatif serta menopang program Pemerintah dalam penanganan COVID-19. Jangan sampaikikan hal yang hanya mengkhawatirkan masyarakat kita, khususnya masyarakat di Sulut.
“Mari kita saling menopang satu dengan yang lain. Program pemerintah mari kita topang supaya kita menekan hoaks-hoaks yang ada di bawah,” ujarnya