MANADO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut), menggelar evaluasi pelaksanaan debat publik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut tahun 2024, yang telah dilaksanakan di Kota Kotamobagu, Rabu (9/10) lalu.Dalam rapat evaluasi itu, menghadirkan Bawaslu, pihak kepolisian, Sekretariat KPU, EO, tim panelis, perwakilan pasangan calon, tim perumus serta media.
Rapat evaluasi itu dilaksanakan di Hotel Amaris, Mando. Pada kesempatan itu, Anggota KPU Sulut, Awaluddin Umbola, kembali menjelaskan terkait padamnya lampu saat debat berlangsung. Dia juga menegaskantidak ada permainan anggaran dalam debat Pilgub Sulut perdana di Kota Kotamobagu tersebut.
“Tidak benar ada main mata. Insiden (genset jebol) itu murni di luar jangkauan. Ini akan jadi bahan evaluasi untuk kami di debat kedua,” kata Awaluddin.
Awaluddin juga mengaku jika saat kejadian tersebut, pihaknya langsung tampil meminta maaf ke publik dan disiarkan secara langsung, sebagai bentuk pertanggungjawaban KPU atas persoalan yang terjadi.
“Ini jadi pelajaran untuk kami. Kami terima semua masukkan termasuk berita yang dimuat sebagai bahan evaluasi kami. Terkait dengan persoalan listrik, harusnya memang menggunakan PLN sejak awal,” ujar Awaluddin kembali.
Sementara, Sekretaris KPU Provinsi Sulut, Meidy Malonda, menyebutkan jika pihaknya selalu menggunakan anggaran sebaik mungkin. Menurutnya, pihak Sekretariat KPU memiliki integritas, sehingga tidak mungkin melakukan deal anggaran.
Justru menurut Meidy, pihak KPU justru melakukan efisiensi anggaran pada debat, di mana anggaran yang diplot sebesar Rp 502 juta negosiasi menjadi Rp 451 juta.
Pihak EO yang hadir dalam kegiatan evaluasi itu, juga menjelaskan terkait dengan penggunaan genset yang akhirnya jebol. Menurut Regina, perwakilan EO, genset yang digunakan adalah genset baru dan memiliki kapasitas yang lebih dari penggunaan daya listrik saat debat.
Adapun Pimpinan Bawaslu Sulut, Zulkifli Densi, memberikan perhatian lebih terkait genset yang jebol tersebut. Menurutnya, hal ini cukup fatal, karena justru memberikan kesempatan berulang kepada salah satu calon untuk memutar video kampanye mereka. Apalagi saat listrik menyala, pihak Eo menanayangka sebanyak dua kali visi dan misi salah satu paslon.
“Insiden genset itu memang harus jadi perhatian penuh. Apalagi terjadi penayangan dua kali video milik salah satu pasangan calon karena alasan itu. Ini disiarkan langsung dan ditonton banyak masyarakat,” ujar Zulkifli tegas.
Komentar