Wabup VaSung Tinjau Langsung Ratusan Rumah Terdampak Banjir di Kecamatan Kakas
Minahasa, ManadoSiana-Wakil Bupati Minahasa Vanda Sarundajang SS, turun langsung memantau kondisi ratusan rumah yang terdampak banjir di Kecamatan Kakas.
Terpantau media sekitar 300-an rumah di tiga desa, yakni Desa Tounelet, Paslaten, dan Kaweng masih terendam banjir yang sudah terjadi lebih dari tiga minggu akibat meluapnya air Danau Tondano.
“Ada sekitar 300 rumah yang terdampak banjir, dan dari keterangan warga musibah ini sudah tiga minggu lebih akibat meluapnya air Danau Tondano. Namun masyarakat memilih tetap bertahan di rumah masing-masing,” ujar VaSung saat berada di lokasi, Selasa (13/5).
Melihat kondisi tersebut, VaSung menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Minahasa tidak tinggal diam. Pihaknya segera menyediakan bantuan obat-obatan untuk mengatasi gangguan kesehatan seperti gatal-gatal dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) yang mulai dikeluhkan warga.
“Obat-obatan sudah dikoordinasikan dengan pihak Puskesmas. Namun jika terjadi kekurangan, maka Dinas Kesehatan Minahasa akan turun tangan langsung,” lanjutnya.
VaSung juga mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, khususnya tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air. Dari hasil pengecekan di lapangan, ditemukan adanya tumpukan sampah, terutama sampah plastik, yang menyumbat saluran air menuju Danau Tondano sehingga memperparah luapan air.
“Sampah ini masalah nasional, dan penanggulangannya harus dimulai dari kesadaran masyarakat. Di wilayah Kakas, sudah ada mobil pengangkut sampah setiap minggu. Saya minta masyarakat menyediakan tempat sampah agar bisa diangkut. Iuran per bulannya pun sangat ringan dan digunakan untuk operasional pengangkutan,” jelas VaSung.
Terkait usulan warga agar pintu air di Tanggari dibuka lebih lebar, VaSung menjelaskan bahwa Pemkab Minahasa sudah melakukan koordinasi. Saat ini pintu air telah dibuka sebesar 35 cm. Namun pembukaan lebih lanjut tidak memungkinkan karena berisiko menimbulkan banjir di wilayah Manado dan mengganggu turbin PLTA yang dapat menyebabkan pemadaman listrik bergilir.
“Kita semua berdoa agar cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi segera berakhir agar debit air Danau Tondano menurun,” harapnya.
VaSung juga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama banjir adalah pendangkalan Danau Tondano, yang kini kedalamannya tinggal sekitar 16 meter dari sebelumnya lebih dari 60 meter. Ia menegaskan bahwa upaya pengerukan dan normalisasi danau merupakan kewenangan pemerintah pusat karena memerlukan anggaran besar.
“Namun Pemkab Minahasa akan terus berupaya menyuarakan dan membawa aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat,” tutup VaSung.(Andreano)