Nilai Pengamat Politik Bagi Paslon di Debat PILGUB Sulut Sesi II

NEWS20 Dilihat

MANADO, Manadosiana.net – Debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2020 sesi II (dua) yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di Hotel Mercure, Manado (11/11/2020) mendapat perhatian dari pengamat politik.

Dr. Johny Peter Lengkong, SIP MSi, memberi penilaian mulai dari tema hingga waktu para kandidat menjawab pertanyaan, sampai pada substansi yang dipaparkan oleh para pasangan calon (paslon).

Ketiga paslon untuk ajang pemilihan Gubernur Sulut, sesuai dengan nomor urut diantaranya Christiany Paruntu-Sehan Landjar, Vonnie Panambunan-Hendry Runtuwene, dan Olly Dondokambey-Steven Kandouw.

Untuk temanya Lengkong menilai, KPU sudah mempertimbangkan hal itu dan sangat startegis sebenarnya, hanya ada satu hal untuk pasangan calon dalam manage waktu untuk menjawab pertanyaan masih kurang.

“Karena ada yang belum selesai menjawab waktunya sudah habis ataupun juga terlalu cepat menjawab, waktunya belum selesai jawabannya sudah diakhiri. Ada juga pasangan calon yang tidak menjawab. Dan ada juga kelihatannya dari ketiga paslon sebagian besar kurang siap untuk melakukan debat,” ucap akademisi Fispol Unsrat.

Menurut pengamatannya di media sosial, Lengkong melihat bahwa, pandangan pemilih ada yang terpengaruh untuk berahli pilihan, meski sudah ada yang menetapkan pilihan jauh sebelum Pilkada masuk ke dalam tahapan kampanye.

“Tetapi juga tidak bisa dipungkiri dengan dua kali debat, bahkan hingga debat ketiga nanti, kemungkinan besar bisa saja para pemilih akan terpengaruh untuk merubah pilihan, tetapi itu harus ditunjukan oleh kemampuan para paslon untuk meyakinkan pemilih,” ujarnya.

Meski demikian, dari debat kemarin Lengkong melihat, para paslon belum sepenuhnya bisa meyakinkan kepada pemilih, pesan-pesan yang disampaikan melalui jawaban-jawaban belum bisa menggerakkan pemilih.

“Karena dua kali debat yang saya amati, menurut pandangan saya secara pribadi dan sebagai akademisi kalau dipakai rangking masih tetap pasangan calon nomor tiga lebih unggul dari pasangan calon yang lain, dalam performance kandidat menyampaikan materi dan jawaban pertanyaan serta memanage waktunya,” jelas Dosen Politik Fispol Unsrat via telepon, Kamis (12/11).

Hal tersebut disampaikannya tak lepas kedudukan dari paslon nomor urut tiga sebagai incumbent atau petahana.

“Bisa dipengaruhi karena mereka sebagai petahana. Karena pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur, paslon nomor tiga sudah 5 tahun menjalani kapasitas mereka sebagai Gubernur dan wakil Gubernur yang sesungguhnya maka mereka lebih siap dibanding paslon yang lain,” katanya.

Namun menurut pengamatannya, keunggulan itu belum mampu meyakinkan para pemilih untuk memilih mereka, meski para pemilih sudah menentukan pilihan.

“Berbeda dengan mereka yang belum menentukan pilihan itu bisa ada pergerakan, yang perlu dilakukan para calon adalah untuk merubah pilihan para pemilih dengan menunjukan kemampuan para paslon,” tururnya.

Di debat selanjutnya, dirinya berharap agar paslon harus mampu meyakinkan para pemilih untuk bisa menggerakan pemilih agar memilih mereka. Tentu saja dengan argumen-argumen yang ditampilkan harus lebih komprehensif, jangan hanya sebatas konsep, bahkan harus lebih menyentuh tindakan aplikasi yang akan dilakukan nanti.

Kemudian dirinya berpesan untuk para pemilih, agar memanfaatkan moment debat ini, sebagai media bagi pemilih untuk melihat figur mana yang cocok untuk dipilih dengan penuh pertimbangan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *