GAMKI Sulut Bahas SDGs Bersama Staff Khsusus Presiden

MANADO, NASIONAL, NEWS97 Dilihat

Manadosiana.net, Manado – Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulawesi Utara (Sulut) bersama staf khusus Presiden, Billy Mambrasar membahas Sustainable Development Goals (SDGs), Sabtu (5/3/2022) di Bahug Caffe.

Wakil ketua GAMKI Sulut, Paul Moningka selaku pemantik bersama Moderator, Gratia Waleleng mengatakan mengenai SDGs pemuda dituntut lebih berkarya guna Bawah Perubahan (Baper) dalam meraih kemajuan atau kesejahteraan secara bersama-sama.

Pada kesempatan itu Billy Mambrasar menyebutkan SDGs memilki 17 tujuan. Bahkan SDGs itu masuk dalam program RPJMN.

“Semua pembangunan yang kita rasakan, jalan tol Manado Bitung itu bagian dari SDGs. Jadi semua program pembangunan nasional yang kita rasakan itu 17 program SDGs sudah terintegrasi. Kenapa SDGs ada di Bapenas, karena Bapenas itu dia bikin rencana pembangunan Nasional dia mengadopsi prinsip SDGs,” katanya.

Lanjutnya, tantangan SDGs ketika semua berfikir tanggung jawab pembangunan negara ada di pemerintah. Padahal kenyataannya tidak.

Dia pun mencontohkan yang mendirikan Caffe Bahug telah membuat ekonomi yang kemudian menciptakan ekosistem buat semua disini berkumpul sambil diskusi secara produktif.

“Itu dia (owner Bahug) sudah berkontribusi kepada SDGs,” ujarnya.

Selajutnya, Penulis buku lulusan Oxford, Dirgayuza Setiawan yang juga turut hadir menjelaskan dari 17 tujuan SDGs ada dua yang paling penting. Pertama tanpa kelaparan, kedua pendidikan.

“Anak muda Sulut bisa membantu saudara kita yang sudah mulai punya anak usia SD-SMA bisa mengakses pendidikan berkualitas. Sekarang sudah ada learning-learning platform yang bisa dipakai. Dan saya rasa kualitas pendidikan learning platform lumayan bagus. Tapi kita perlu membantu mereka yang tidak punya gadget dan akses internet internet,” ujarnya.

Tambahnya, mengakses internet lewat HP itu 99% hanya mengkonsumsi konten. Jadi penting untuk pakai laptop minimal 13 ins supaya bisa menciptakan konten.

“Sehingga kalau kita bisa mengadakan itu pada anak usia belajar itu sangat-sangat mempengaruhi. Itu juga program menteri Nadiem. Karena dari 17 SDGs kita tidak bisa fokus semua,” terangnya.

“Terus kedua kita harus bisa mengedukasi masyarakat bagaimana bisa mendapatkan makanan yang cukup. Sebenarnya Indonesia tidak kekurangan nutrisi tapi orang Indonesia kekurangan tentang badannya sendiri khususnya tentang gizi. Mungkin banyak yang nggak tau kalau makan nasi satu kepal (tangan) sudah cukup. Jadi kita bisa mulai dari dua ini,” pungkasnya.

(Anes Tumengkol)